Cerita Inspirasi dari Anak yang luar biasa
Anak yang sangat luar biasa, kata itu selalu berada dalam pikiran ku. Kenapa tidak, sekecil itu sudah memiliki jiwa yang hebat dan tangguh. Meskipun hidupnya tidak seperti anak-anak yang lainnya. Jika anak-anak lain senang dan bahagia bermain robot-robotan, mobil-mobilan mewah maka tidak untuk anak itu.
Yang seharusnya diusia mudanya dihabiskan untuk bermain bersama teman-temannya, ia justru menghabiskan waktunya untuk membantu orang tuanya. Karena faktor ekonomilah yang mungkin menjadikannya seperti itu. Namun senyuman khas nya tidak pernah aku lupakan.
* Awal cerita
Berlibur bersama keluarga adalah hal yang sangat indah dan dinantikan oleh setiap orang. Dengan berlibur bersama orang yang kita cintai maka akan membuat ikatan kekeluargaan ini semakin kuat, kita bisa menemani anak-anak bermain, makan bersama istri, dan masih banyak lagi kegiatan yang bisa dilakukan
Liburan dapat menjadikan pikiran kita lebih fress……….setuju tidak? Tentunya setujukan, setelah seminggu beraktifitas dan berkutat dengan pekerjaan yang ada.
Hari itu adalah hari minggu, kami sekeluarga akan bersiap-siap akan pergi ketempat rekreasi, seperti ke tempat wisata alamnya, air dan aneka ragam wahana permainannya. Maklum tidak jauh dari rumah tempat tinggalku ada tempat wisata yang baru saja dibuka untuk khalayak umum.
Ketika kami sedang bersantai ditempat peristirahatan, terlihat ada seorang anak berjalan dengan membawa karung kecil. Bajunya kotor dan penuh dengan tambalan, dia juga tidak memakai sandal. Dengan rambutnya yang gondrong, wajahnya yang oval, dengan kulit kuning kehitam-hitaman dikarenakan mungkin sering terkena sinar matahari, ia juga memiliki tubuh yang kurus, dan usianya mungkin sekitar 9 tahunan.
Aku pun mulai memperhatikan gerak-geriknya, apa yang akan ia lakukan dengan karung kecilnya. Aku bertanya-tanya dalam hati, mungkinkah anak ini ingin mencuri? Ataukah mungkin ada sesuatu yang dicarinya? Ternyata ia pergi ketempat sampah dan mencari-cari barang bekas, seperti botol plastik bekas, kardus bekas dan benda-benda lainnya. Dan juga aku melihat ia mengambil sisa-sisa makan yang ada di dalam tempat sampah.
Aku pun beranjak pergi untuk menemui anak tersebut. Namun ketika aku sedang berjalan, anak tersebut melihatku dan pergi berlari menjauh dari tempat ia memunguti sampah tersebut. Aku berusaha mengejarnya namun dilain tempat anak-anak ku memanggilku. Terpaksa aku ikhlaskan kepergian anak tersebut, tanpa tahu penyebab kenapa ia menjadi seperti itu. Aku sangat ingin bertemu dengan anak itu dan berbicara kepadanya, mungkin dapat membantunya sekemampuan ku. Aku berdo’a semoga dilain kesempatan bisa bertemu dengan anak tersebut.
* Pertemuan yang kedua
Sudah satu minggu berlalu, namun aku masih teringat tentang anak itu. Tekad dan keinginanku sangat kuat agar bisa bertemu dengan anak itu. Jam menunjukkan pukul 12.30 siang, aku pun beristirahat dari pekerjaanku. Dan segera pergi kemesjid untuk melaksanakan shalat zuhur. Setelah melaksankan shalat zuhur aku pun pergi untuk mencari warung untuk mengisi perutku, bunyi perut begitu terdengar dengan nyaringnya seolah segera minta diisikan.
Waktu itu cuaca sangat panas, maklum saja sekarang sedang musim panas. Hujan jarang terjadi, terkadang satu bulan hujan hanya terjadi sekitar 3/4 kali. Aku pun sampai diwarung makan yang tidak jauh dari tempatku bekerja. Aku segera memesan minuman segar dan nasi dengan lauk ikan bakar.
Dari kejauhan kulihat ada anak kecil yang membawa karung dan juga ada tas sekolah yang dipegangnya. Dalam hati aku bertanya apakah mungkin itu anak yang kemarin? Ternyata emang benar itu adalah anak yang kemarin kulihat. Aku pun segera menghampiri anak tersebut dan mengajaknya pergi kewarung untuk makan bersama. Anak itu seperti takut terhadapku, mungkin aku orang asing baginya karena kami baru bertemu. Anak itu ingin lari menjauhiku, tapi aku berusaha mencegahnya dan menjelaskan kepadanya bahwa aku tidak akan berbuat jahat kepadanya. Ia pun mulai bersikap tenang.
Awalnya terasa susah untuk berkomunikasi dengannya karena ia hanya menundukkan kepala saja, itu semua aku maklumi karena ya mungkin perasaan takut pada dirinya. Aku pun segera memesankan minuman segar dan makanan untuknya, dan mulai membuka pembicaraan dengannya.
Dengan suasana yang santai, kami pun menikmati makanan yang sudah ada, aku perhatikan anak itu makan dengan lahapnya. Mungkin sudah lama ia menahan rasa lapar. Dan anak itu pun mau berbicara dengankan seolah-olah aku ini seperti teman dekatnya.
* Terkejut !
Setelah selesai makan anak itu pun berpamitan dengan ku, namun sebelum pergi aku memberinya sedikit uang untuk digunakannya dalam menuntut ilmu disekolah. Karena dengan bersekolahlah masa depan akan terjamin untuk kita.
Dari hasil berbicara dengannya dapat ku ketahui bahwa masih bersekolah dasar, ia dengan ikhlas melakukan pekerjaan sebagai pemulung karena memiliki tujuan untuk membantu orang tuannya. Dan ia berkata tidak ingin menjadi beban untuk kedua orang tuanya. Ketika mendengar jawabannya itu membuat ku terkejut dan terdiam tanpa dapat berkata apa-apa.
Ingin rasanya aku meneteskan air mata ketika mendengar jawabannya, aku begitu terharu mendengar perkataan anak itu, antara sedih atau senang. Sedih karena di usia mudanya ia sudah berusaha banting tulang bekerja untuk mencari sampah-sampah yang dapat dijual kembali, sehingga hasil dari penjualan tersebut digunakan untuk sekolah dan membantu orang tuannya. Seharusnya anak seusia dia masih seru-seruan bermain bersama teman-temannya tanpa harus memikirkan untuk bekerja.
Disisi lain aku merasa senang dan bersyukur bahwa ada anak yang memiliki pemikiran seperti itu, masih kecil tapi sudah memiliki pemikiran yang sangat matang dan dewasa. Seandainya semua anak memiliki pemikiran seperti dia, mungkin tidak akan ada yang terjebak oleh narkoba, pergaulan bebas, pencurian, obat-obatan, maupun lain sebagainya.
Anak yang sangat luar biasa hebat, anak yang telah memberikan inspirasi terhadapku maupun orang lain yang telah membaca cerita inspirasi ini. Anak yang masih kecil saja memiliki pemikiran yang jauh kedepan, bagaimana dengan anda? Apakah anda masih tidak ingin memikirkan sesuatu untuk kedepannya? Apakah anda tetap masih ingin menjadi beban untuk orang tua? Atau anda ingin membuat mereka bahagia dengan pekerjaan yang telah anda raih? Semua itu tergantung diri anda sendiri. Jika ingin membahagiakan kedua orang tua kita, maka mulailah dari sekarang memikirkan apa yang harus dilakukan dan mulailah untuk bekerja, walaupun sekarang dizaman yang serba modern ini susah untuk mendapatkan pekerjaan, maka teruslah berusaha jangan pernah menyerah meskipun itu hanya sebentar. Teruslah maju dan berkaryalah dengan apa yang anda miliki.
Dan terhadap anak yang pernah kutemui dulu, aku akan berdo’a untuk kehidupanmu dan keluargamu, teruslah kamu maju dan raihlah impianmu itu untuk dapat membahagiakan kedua orang tuamu.
Terimakasih infonya gan sukses terus...
BalasHapushttp://bit.ly/2zapQZB