Cerita inspirasi makna dari sebuah kehidupan
Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh
Bagaimana kabar anda hari ini? Semoga selalu sehat-sehat saja, dan saya do’akan kepada siapa pun yang telah membaca artikel ini, supaya:
- Yang belum dapat jodoh, semoga segera dapat jodoh. Amiin….
- Yang belum dapat pekerjaan, semoga mendapatkan pekerjaan. Amiin….
- Yang sedang bekerja, mudah-mudahan rezkinya makin melimpah. Amiin….
- Yang sedang bersekolah, semoga sekolahnya berkah dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Amiin….
Oh ya, kali ini saya akan menulis sebuah cerita tentang bagaimana kita memaknai arti dari sebuah kehidupan, dan kehidupan seperti apa yang akan kita inginkan didunia ini.
Emmmm…..bagaimana ceritanya, silahkan dibaca artikelnya sampai habis, Gratiiiiisssssssssssssss…tiiiss….tttttiiiiiissss
Kaisar dan penunggang kuda
Dahulu kala, ada sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang kaisar. Kaisar memanggil seorang fulan, dan ia memerintahkan orang terebut untuk menunggang kuda sejauh yang ia sukai. Kemudian sebagai imbalan atau hadiahnya sang kaisar akan memberikan area yang telah ia lalui tersebut untuk dirinya.
Tentu saja si fulan tersebut sangat senang mendengarnya, dan tanpa pikir panjang ia langsung mengambil kudanya dan segera melompat untuk menaikinya dengan tergesa-gesa, karena baginya itu adalah kesempatan dan hal yang sangat mudah. Si fulan memacu kudanya dengan sangat cepat, supaya dapat menjelajahi daerah seluas mungkin.
Ia terus menunggang kuda itu dan terus menungganginya. Ia tidak menghiraukan apa pun yang terjadi dan terus memecut kudanya agar dapat berlari secepat mungkin. Meskipun dalam keadaan lapar dan lelah, ia tetap terus berlari menunggangi kudanya dan tidak akan pernah berhenti. Yang ada dipikirannya hanyalah hendak menjangkau sejauh daerah seluas mungkin.
Sampai akhinya ia berhasil menjelajahi area yang sangat luas. Namun, perbuatannya itu membuatnya begitu sangat lelah, sehingga ia merasa tidak bisa lagi untuk dapat mempertahankan nyawanya. Tenaganya sudah habis dan tubuhnya pun mulai sekarat.
Dalam sekarat itulah si fulan penunggang kuda itu mulai sadar dan merenug, ia berkata didalam hatinya, “Mengapa aku harus memaksakan diriku begitu keras? Sekarang aku sekarat, dan jika aku mati maka yang telah dilakukan semua itu menjadi sia-sia. aku tidak perlu daerah yang sangat luas, karena yang ku butuhkan hanyalah sebidang tanah kecil untuk menguburkan tubuhku ini.”
Butiran Hikmah
Ada berbagai pelajaran yang bisa kita dapatkan dari cerita diatas, yaitu:
* Cerita terebut mirip seperti perjalanan hidup kita. Kita terlalu memkasakan diri untuk mencari lebih banyak uang, lebih banyak kekuasaan dan lebih banyak pengakuan. Mungkin sah-sah saja jika kita berusaha sangat keras dalam bekerja, karena seperti yang pepatah katakan “Waktu adalah uang”, waktu itu sangat berharga dan bahkan setiap detiknya itu sangat peting. Oleh sebab itu banyak orang yang lupa akan waktunya, mereka terus dan terus bekerja memenuhi ambisinya. Tapi yang harus diingat adalah kita ini manusi dan bukanlah robot, manusia itu ada memiliki batasan.
Tubuh manusia perlu istrahat yang cukup, tidur minimal 8 jam sehari itu sangat dianjurkan, mata ini bisa lelah, tangan ini bisa letih dan pikiran ini juga perlu ketenangan. Kata-kata yang berkecamuk didalam pikiran akan dapat menimbulkan stres dan perasaan yang tidak karuan. Mau inilah, mau itulah, mau dan mau seterusnya.
Oleh sebab itu jika ingin bekerja keras maka harus diingat untuk beristirahat yang cukup, agar seimbang dan sesuai pada diri sendiri. Kita juga perlu makan untuk menjaga kebugaran dan tenaga bagi tubuh, kita juga perlu istirahat agar tubuh kembali segar bugar kembali, dan yang terpenting kita juga harus menjaga kesehatan diri ini.
Buat apa kita memiliki banyak uang jika terus-terusan mengalami sakit dan keluar-masuk rumah sakit, sehingga uang yang dimiliki tersebut habis digunakan untuk berobat. Oleh sebab itu selain “waktu itu adalah uang, waktu juga dapat membunuhmu,” makanya kita gunakanlah waktu secara bijak dan berpikirlah terlebih dahulu sebelum bertindak.
* Karena sebuah ambisi untuk memiliki semuanya itu, menjadikan kita lupa akan kebersamaan terhadap orang-orang yang ada disekitar kita. Kita lupa terhadap keluarga, kita lupa terhadap lingkungan, dan lupa terhadap hoby yang telah dimiliki.
Mungkin karena ambisi tersebut kita menjadi tidak memiliki waktu lagi bersama-sama buah hati, kita tidak ada waktu lagi untuknya dan tidak akan pernah ada lagi waktu. Berkumpul bersama keluarga itu adalah sebuah anugerah, apalagi bersama dengan orang-orang yang sangat kita cintai. Jika ingin bekerja, maka bekerjalah, dan jika terdapat hari libur maka gunakanlah bersama-sama dengan keluarga kita.
Senyuman dan tawa bahagia dari seorang anak sungguh sangat menyejukkan hati, dan menenangkan diri, seolah beban kita yang penuh tuntutan dalam pekerjaan telah hilang. Maka dari itu, tetap hadirkan senyuman dan kebahagiaan dalam keluarga kecil kita dan tetap jadilah ayah yang sangat hebat baginya.
* Menyesali yang telah berlalu itu tiada berguna lagi, seperti yang pepatah katakan “nasi telah menjadi bubur”, artinya waktu yang telah berlalu tidak bisa diputar kembali, dan hari-hari yang telah dilewati tidak bisa lagi untuk di ulang kembali.
Ketika kematian telah menimpa, maka tidak ada satu pun alasan yang tepat untuk menolaknya. Dan tidak akan pernah berguna lagi kata-kata seperti, andai saja, jika saja, kalau saja. Semua itu tidak akan pernah berguna lagi.
Tidak seperti dalam video game yang memiliki banyak nyawa untuk hidup kembali, kita ini manusia dan kita hidup cuma sekali, maka dari itu kita harus menggunakannya sebaik mungkin dan semaksimal mungkin. Masa remaja gunakan sesuai dengan aturan agama dan norma-norma pancasila, jangan pernah rusak masa muda dengan hal-hal yang berdampak buruk atau negetif untuk kehidupanmu. Masa dewasa gunakanlah untuk memperbaiki diri kembali, dan lebih matang lagi dalam mengambil sebuah keputasan atau sebuah pilihan. Masa tua gunakanlah agar menjadi orang yang lebih bijak lagi, dan berikanlah contoh yang terbaik bagi generasai yang akan datang.
* Dan butiran hikmah yang terakhir, ingatlah kata-kata ini “Gunakanlah masa hidupmu sebelum datang kematian.” Semoga kita bisa menggunakan sisa hidup ini dengan menjadi orang yang lebih baik lagi, serta menjadi orang yang beriman dan bertaqwa lahir batin. Amiin…..
Alhamdulillah gan bisa dimengerti...
BalasHapusSyukur alhamdullah jka begitu
Hapus