Batimung: tradisi masyarakat Banjar yang akan melakukan perkawinan
Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh
Bagaimana kabar anda hari ini? Semoga selalu sehat-sehat saja, dan saya do’akan kepada siapa pun yang telah membaca artikel ini, supaya:
- Yang belum dapat jodoh, semoga segera dapat jodoh. Amiin….
- Yang belum dapat pekerjaan, semoga mendapatkan pekerjaan. Amiin….
- Yang sedang bekerja, mudah-mudahan rezkinya makin melimpah. Amiin….
- Yang sedang bersekolah, semoga sekolahnya berkah dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Amiin….
Batimung
Mungkin kata itu terdengar cukup asing bagi orang yang bukan masyarakat asli banjar, justru sebaliknya masyarakat banjar yang ada di Kalimantan lebih khususnya di Kalimantan Selatan sudah tentu tahu dan mengenal istilah dari kata “Batimung”.
Batimung adalah suatu tradisi atau kebiasaan turun-temurun yang dilakukan oleh orang yang akan melakukan perkawinan. Batimung ini dilakukan selama 1 – 3 hari sebelum acara resepsi berlangsung, waktu pelaksanaannya biasanya di malam hari dengan dibantu oleh orang tua atau nenek sendiri. Batimung ini dilakukan oleh kedua mempelai, baik itu mempelai laki-laki maupun mempelai wanita.
A. Manfaat batimung
Menurut orang tua di desa kami batimung memiliki berbagai macam manfaat, diantaranya:
- Untuk membantu meluruhkan toksin atau kulit mati yang ada di tubuh
- Untuk membuat tubuh menjadi segar dan harum, dengan tubuh yang harum membuat kita lebih PD duduk bersanding di pelaminan
- Menahan agar tubuh terlalu berkeringat saat resepsi perkawinan sedang berlangsung
- Untuk membantu mengencangkan pori-pori di tubuh
Itu tadi beberapa manfaat dari batimung yang biasa di ucapkan oleh orang-orang tua didesa kami, jika masih ada manfaat lainnya yang belum tertuliskan, anda bisa menambahkannya pada kolom komentar yang berada dibagian bawah artikel ini guna untuk menambah pengetahuan khususnya bagi penulis sendiri.
B. Bahan untuk batimung
Adapun bahan yang digunakan untuk batimung, antara lain:
- Gilam
- Akar wangi
- Bunga kenanga
- Temulawak
- Ginseng
- Jeruk purut
- Cengkeh
- Bunga sisir
- Kapulaga
- Lada
- Temugiring
Inilah untungnya kita yang tinggal di Indonesia, selain memiliki kekayaan alam juga memiliki kekayaan akan rempah-rempahnya sehingga bahan tersebut bisa di dapatkan dengan mudahnya disini. Jika anda tidak bisa mengolah bahan-bahan tersebut untuk digunakan batimung, anda dapat membelinya langsung di pasar dengan bahan yang sudah jadi, tinggal digunakan saja lagi. Harganya pun terjangkau tidak terlalu mahal.
Selain bahan rempah-rempah diatas, anda juga memerlukan tikar purun. Tikar purun merupakan suatu kerajinan tangan yang berbahan dari tumbuhan berbahan jenis daun pandan yang hidup disekitar rawa, dan tikar purun ini berbentuk persegi panjang.
Ambilah beberapa lembar tikar purun, selanjutnya gabungkan tikar purun tersebut dengan pengikat sehingga nantinya akan berbuntuk kurungan seperti sangkar burung. Kurungan dari tikar purun ini digunakan untuk menahan uap dari rebusan rempah-rempah tersebut. Jika sudah siap, anda dapat melanjutkannya yaitu cara untuk batimung.
C. Cara untuk batimung
Adapun cara untuk batimung adalah sebagai berikut:
- Anda dapat merebus semua bahan rempah-rempah di atas kedalam sebuah panci terlebih dahulu hingga mendidih
- Selanjutkanya biarkan tubuh kita dikurung menggunakan tikar purun yang telah dibuat seperti sangkar tersebut, pada bagian atas ditutup dengan beberapa lembar tapih serta handuk, cukup biarkan kepala saja yang terlihat. Dan untuk mendapatkan hasil yang maksimal anda sebaiknya hanya menggunakan celana pendek saja untuk batimung tanpa baju, dan untuk wanita menggunakan tapih yang diikatkan di dada. Kurungan tikar purun hanya dapat digunakan oleh satu orang saja.
- Jika sudah, letakkan panci beserta rebusan rempah-rempah tersebut kedalam kurungan tikar purun tersebut. Anda dapat mengatur pengeluaran uap dari hasil rebusan rempah-rempah tersebut sesuai dengan keinginan, dan rasakan terpaan uap yang mengenai tubuh anda pasti terasa segar serta nyaman. Lakukan hal yang demikian sekitar 10 sampai 30 menit, hingga air rebusan rempah-rempah menjadi dingin.
- Jika air rebusan rempah-rempah sudah dingin, anda dapat merebusnya kembali dan melakukan hal serupa seperti pada point nomor 3. Cukup 2 kali dilakukan selama 1 malam. Rempah-rempah tersebut dapat digunakan kembali pada malam berikutnya.
Nah, itulah tadi sedikit penjelasan tentang tradisi batimung bagi masyarakat Banjar yang masih ada dan bertahan hingga waktu sekarang ini. Meskipun di zaman sekarang ini ada batimung versi modern ala rumah-rumah kecantikan, jadi tinggal diri pribadi saja lagi mau pilih yang mana, apakah mau versi tradisional atau versi modern? Silahkan dijawab masing-masing.
Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat serta pengetahuan kepada para pembaca atau pengunjung website dimana pun berada dan mohon maaf jika terdapat kesalahan atau kekeliruan disengaja ataupun tidak disengaja, baik itu dari segi penulisan maupun dari segi kata-kata yang di ungkapkan, sekali lagi penulis mohon maaf sebesar-besarnya.
Posting Komentar untuk "Batimung: tradisi masyarakat Banjar yang akan melakukan perkawinan"