Kelemahan Dan Solusi Untuk Bahan Ajar Di SD
Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh
Bagaimana kabar anda hari ini? Semoga selalu sehat-sehat saja, dan saya do’akan kepada siapa pun yang telah membaca artikel ini, supaya:
- Yang belum dapat jodoh, semoga segera dapat jodoh. Aamiin….
- Yang belum dapat pekerjaan, semoga mendapatkan pekerjaan. Aamiin….
- Yang sedang bekerja, mudah-mudahan rezkinya makin melimpah. Aamiin….
- Yang sedang bersekolah, semoga sekolahnya berkah dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Aamiin….
Bahan ajar merupakan bahan yang berisi tentang konten tertulis, mediasi, atau difasilitas guru yang digunakan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan. Adapun contoh bahan ajar yang ada pada satuan pendidikan diantaranya, buku teks, media taktil (manipulatives), program video, program audio, Lembar Kerja Siswa (LKS), handouts, surat kabar, majalah dan masih banyak lagi yang lainnya.
A. Kelemahan Dan Solusi Untuk Bahan Ajar Di SD
Adapun bahan ajar yang paling sering digunakan pada Sekolah Dasar adalah buku teks dan Lembar Kerja Siswa. Ada beberapa kelamahan dari buku teks yang sering guru gunakan untuk mengajar di SD, diantaranya:
- Pada buku teks yang digunakan terdapat materi yang tidak sesuai dengan kurikulum atau tidak adanya kesesuaian antara materi yang disajikan dalam buku teks dengan tujuan pendidikan. Seperti contoh pada materi mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang Kata Tanya, misalnya anak-anak sedang mengapa? Mengapa dia mau membantuku? Dari pertanyaan tersebut sudah jelas diketahui bahwa ada sesuatu yang janggal, yaitu apakah kata tanya “mengapa” juga digunakan untuk menanyakan tentang suatu perbuatan? Tentu hal ini berisikan konsep yang salah.
- Penggunaan ilustrasi yang kurang tepat dengan menggunakan bahasa yang tidak sesuai dengan perkembangan siswa, misalnya pada siswa kelas 1 terdapat materi dalam buku teks yang meminta siswa untuk memahami suatu cerita dalam teks lalu mengungkapkan isi bacaannya sesuai dengan pemahamannya, tentu hal ini merupakan sesuatu yang keliru. Dan perlu diketahui bahwa untuk tingkat kelas 1 itu memerlukan waktu yang cukup lama untuk bisa membaca, jika diperintahkan untuk memahami sebuah teks tentu ini akan menjadi hal yang sulit bagi siswa.
- Penyajian evaluasi yang tidak sesuai dengan aturan pengembangan alat evaluasi yang berlaku
- Dan pada buku teks terdapat adanya materi yang tidak sesuai dengan perkembangan kognitif anak.
Adapun buku teks yang digunakan pada Sekolah Dasar terbaru sesuai dengan kurikulum 2013 (K13) adalah buku teks dengan judul per tema, dan buku teks K13 ini pun terdapat beberapa kelemahan, daintaranya:
- Isi materi hanya sedikit saja, sehingga mengharuskan guru untuk mencari materi penunjang pada buku teks lain. Jadi, tidakheran apabila saat mengajar siswa terdapat 2-3 buah buku teks di meja guru
- Isi materi pada buku teks ini juga mengharuskan seorang guru untuk bisa mengakses dunia internet, sebab sebagian materi diperintahkan untuk mencarinya di internet
- Adanya keterpaduan di dalam buku teks yang digunakan, misalnya pada satu pembahasan mencangkup beberapa mata pelajaran seperti, IPA, IPS, Bahasa Indonesia dan Matematika
- Kemudian ketika ujian sekolah siswa diharuskan menjawab pertanyaan gabungan dari beberapa mata pelajaran
- Buku teks yang digunakan pada Sekolah Dasar sering berubah-ubah, meskipun materi yang ada didalmnya sama saja dengan buku teks terdahulu.
Adapun solusi dari permasalahan bahan ajar berupa buku teks diatas yang bisa dilakukan oleh guru, diantaranya:
- Memberikan pembelajaran kepada siswa sesuai dengan materi yang sedang dipelajari, misalnya jika materi yang dibahas tentang pembelajaran PKn, maka cukup dengan membahas materi seputar pembelajaran PKn saja
- Guru bisa saja mengajar sesuai dengan keterpaduan yang ada pada buku teks, misalnya pada materi pembelajaran IPA tentang tata surya (bintang), bisa saja dipadukan dengan mata pelajaran lain seperti matematika misalnya dengan belajar menjumlahkan dari gambar bintang yang ada di papan tulis, lalu dipadukan dengan mata pelajaran SBDP yaitu dengan meminta siswa untuk menggambar bintang atau dengan menyanyikan lagu “bintang kecil”, dan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia bisa saja meminta siswa untuk bercerita tentang bintang, bentuk bintang dan jumlah bintang.
- Untuk alat evaluasi guru bisa saja membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) tersendiri dengan menyesuaikan materi yang telah diajarkan kepada siswa, sehingga dengan begitu LKS yang digunakan dapat mempermudah siswa dalam menyelesaikannya dikarenakan LKS yang digunakan sesuai dengan materi yang telah dipelajari.
- Guru menyesuaikan materi pembelajaran yang ada pada buku teks dengan tuntutan kurikulum yang ada atau sesuai dengan satuan pembelajaran yang digunakan untuk setiap semesternya.
PAKEM adalah salah satu strategi pembelajaran yang didefinisikan sebagai pembelajaran yang partisipatif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Untuk melaksanakan PAKEM, kita sebagai guru harus memahami para siswa pada umumnya, yakni memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan senang berimajinasi.
Salah satu contoh kegiatan PAKEM adalah pembelajaran dengan tema “Lingkungan sekitar laut”, untuk proses atau langkah kegiatan pembelajarannya yaitu:
- Melakukan tanya-jawab kepada siswa tentang “Lingkungan sekitar laut”
- Memberikan kesempatan kepada siswa mengungkapkan idenya tentang “Lingkungan sekitar laut” sesuai dengan imajinasinya dan bahasanya
- Guru memberikan penjelasan tentang materi “Lingkungan sekitar laut” dan meminta siswa untuk mempersiapkan alat tulis dan pensil warnya
- Guru memberikan kepada masing-masing siswa sebuah gambar “Lingkungan sekitar laut” berwarna hitam-putih
- Guru meminta siswa untuk memberikan hiasan warna pada gambar tersebut sesuai dengan imajinasinya secara bebas, dan siswa bisa saja menambah objek gambar untuk memperindah hiasan warna pada gambar “Lingkungan sekitar laut” yang telah diberikan oleh gurunya
- Setelah kegiatan menghiasi gambar “Lingkungan sekitar laut” telah selesai, guru dan siswa bersama-sama menempelkan hasil karyanya pada dinding yang ada di dalam kelas
C. Komponen Evaluasi Program Pembelajaran Yang Biasanya Dinilai
Jika sekolah ingin melakukan evaluasi program pembelajaran secara lengkap, ada beberapa komponen yang harus dinilai, diantaranya:
- Komponen pada contexts, yaitu komponen yang menyangkut tentang program pembelajaran yang dijalankan serta lingkungan sebagai tempat pembelajaran.
- Komponen pada input, yaitu komponen yang menyangkut kurikulum, silabus, perencanaan pembelajaran, buku-buku, fasilitas/alat peraga, guru dan siswanya
- Komponen pada process, yaitu komponen yang menyangkut pada pelaksanaan pembelajaran di satuan pendidikan tersebut
- Komponen pada product, yaitu komponen yang menyangkut hasil belajar yang diperoleh siswa pada satuan pendidikan tersebut
Adapun cara penilaian pada setiap komponen diatas, yaitu:
- Komponen pada contexts yang dinilai adalah lingkungan belajar yang mencangkup suasana sekitar ruang pembelajaran, seperti kenyamanan atau sikap masyarakat
- Komponen pada input yang dinilai adalah rencana pembelajaran yang telah dibuat oleh guru, buku pelajaran dan sumber lain beserta media yang digunakan, kemampuan dan motivasi siswa, serta kemapuan gurunya dalam mengajar.
- Komponen pada process yang dinilai adalah proses pembelajaran yang dilakukan oleh satuan pendidikan tersebut dilakukan pada waktu kapan, misalnya pagi hari atau siang hari, lalu adanya jadwal hari efektif dalam kegiatan pembelajaran yang diberitahukan kepada siswanya, dan juga apakah ada program pendukung dalam proses pembelajaran, seperti ekstrakurikuler dan program les (tambahan kegiatan pembelajaran diluar jam pembelajaran) untuk siswa akhir tingkat
- Komponen pada product yang dinilai adalah laporan hasil evaluasi siswa yang biasanya disampaikan setiap bulan, tiga bulan maupun setelah kegiatan ujian berakhir. Hasil evaluasi ini sangat bermanfaat untuk penilaian kinerja kita sebagai guru, dengan melihat hasil belajar siswa kita sebagai guru dapat mengetahui apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai/tidak, andaipun tidak tercapai maka kita dapat membuat evaluasi pembelajaran dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai langkah dalam proses perbaikan pembelajaran dan bisa juga melakukan remedial diwaktu lain untuk membahas materi yang belum tuntas sesuai dengan hasil evaluasi yang diperoleh oleh siswa.
D. Peran Sumber Daya Didalam Pembelajaran SD
Sumber daya berperan penting dalam penyelenggaraan pendidikan di SD dapat dikelompokkan berdasarkan jenisa dan dapat pula berdasarkan asalnya. Berdasarkan jenisnya, sumber daya di SD terdiri dari: 1) sarana dan prasarana, 2) sumber daya manusia (SDM), dan 3) dana. Berdasarkan asalnya, sumber daya dapat dikelompokkan menjadi sumber daya yang berada di SD sendiri dan sumber daya yang berasal dari luar SD. Sesuai PP. No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, sarana yang wajib ada pada setiap satuan pendidikan, termasuk SD meliputi: perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, dan pelengkapan lain yang diperlukan. Sedangkan prasarana meliputi: lahan, ruang kelas, ruang pimpinan/kepala sekolah, ruang guru, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboraturium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang lain yang diperlukan.
Adapun permasalahan yang sering terjadi pada sumber daya yang ada di SD, diantaranya:
- Pada sarana dan prasarana tidak memiliki seperti ruang pimpinan/kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang kantin, ruang perpustakaan, tempat ibadah dan sebagainya.
- Media atau alat peraga yang ada di SD banyak yang rusak karena dimakan oleh usia
- Jumlah siswanya sedikit, terlebih lagi untuk sekolah yang berada jauh dari pinggiran kota memiliki jumlah siswa yang sedikit
- Dari segi guru dan tenaga kependidikan masih kurang atau kualifikasi pendidikan gurunya tidak sesuai dengan sekolah tempat bertugas
- Dari dana yang diterima pun tidak terlalu banyak, sehingga hanya sedikit keperluan yang bisa terpenuhi, misalnya hanya cukup untuk membeli bahan habis pakai
- Lingkungan sekolah yang tidak aman, sebab banyak barang-barang milik sekolah yang dirusak dan dicuri oleh orang yang tidak bertanggung jawab
- Keadaan sekolah dan ruang kelas yang sangat memprihatinkan
Adapun solusi untuk mengatasi beberapa permasalahan diatas, yaitu:
- Untuk sarana dan prasarana yang masih kurang bisa memanfaatkan ruangan untuk diberi sekat/pemisah, misalnya ruang guru (kantor) diberikan sekat/pemisah untuk sebagiannya digunakan oleh pimpinan/kepala sekolah
- Untuk tempat ibadah yang tidak dimiliki oleh sekolah, bisa menggunakan tempat ibadah yang ada disekitar sekolah, misalnya terdapat mushola, langgar atau masjid yang tidak jauh dari lingkungan sekolah bisa dimanfaatkan
- Media pembelajaran padahal sangat penting digunakan dalam kegiatan pembelajaran, sekolah bisa saja membelikan media pembelajaran sedikit demi sedikit secara bertahap dari dana bantuan yang diterima untuk keperluan sekolah
- Guru yang kualifikasi ijazah yang dimiliki berbeda dengan tempat tugasnya dapat mengikuti program penyataraan, misalnya dengan mengambil perkuliahan S1 PGSD sehingga dengan begitu kualifikasi ijazah yang berbeda dapat diperbaiki
- Untuk jumlah siswayang sedikit ini sudah diatasi oleh pihak pemerintah dengan menetapkan sistem zonasi, tujuannya adalah supaya jumlah siswa itu dapat merata dan untuk menghindari terjadinya penumpukan siswa pada salah satu sekolah. Dan yang perlu diketahui jumlah siswa ini mempengaruhi untuk jumlah dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diperoleh oleh setiap sekolah
- Bagi sekolah yang memiliki lingkungan tidak aman dan keadaan sekolah serta ruang kelas yang memprihatinkan dapat berkoordinasi dengan pihak dinas pendidikan terkait guna mendapatkan bantuan untuk mengatasi permasalahan tersebut, misalnya untuk pembangunan pagar sekolah dan juga untuk rehab sekolah
Semoga artikel sederhana ini bermanfataa bagi para pembaca sekalian dimana pun berada dan mohon maaf jika terdapat kesalahan didalam penulisan atau ada kalimat yang sulit untuk dipahami.
Posting Komentar untuk "Kelemahan Dan Solusi Untuk Bahan Ajar Di SD"