SEJARAH, KONSEP AJARAN DAN HASIL KARYA DARI IMAM AL GHAZALI
Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh
Bagaimana kabar anda hari ini? Semoga selalu sehat-sehat saja, dan saya do’akan kepada siapa pun yang telah membaca artikel ini, supaya:
- Yang belum dapat jodoh, semoga segera dapat jodoh. Aamiin….
- Yang belum dapat pekerjaan, semoga segera mendapatkan pekerjaan. Aamiin….
- Yang sedang bekerja, mudah-mudahan rezkinya makin melimpah. Aamiin….
- Yang sedang belajar, semoga mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Aamiin….
WAHYUDIANSYAH.COM – Sejarah, Konsep Ajaran dan Hasil Karya Imam Al Ghazali
Kita sebagai umat islam tentunya merasa sangat bersyukur atas limpahan karunia yang Allah SWT berikan, yaitu berupa kesehatan, usia yang panjang dan rezki yang melimpang. Alhamdulillah dengan usia tersebut sekarang ini kita kembali bertemu dengan bulan Muharram (Tahun Baru Islam) 1445 H, semoga di tahun baru islam ini amal ibadah kita semakin meningkat dan segala apa yang kita hajatkan dikabulkan oleh Allah SWT. Amiin ya rabbal'alamin...
Mengingat di hari Jum'at tanggal 28 Juli 2023 bertepatan dengan 10 Muharram 1445 H, maka dalam kesempatan kali ini mimin akan coba membagikan sejarah singkat tentang salah satu ulama besar dimasanya yang bernama Abu Hamid Muhammad Ibn Ta'us Al-Thusi Al-Syafi'i Al-Ghazali atau biasa disebut dengan Imam Al-Ghazali. Berikut tentang Sejarah, Konsep Ajaran dan Hasil Karya Imam Al-Ghazali:
A. Sejarah Imam Al-Ghazali
Nama Lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad ibn Ta’us al- Thusi al-Syafi’i Al-Ghazali. Secara singkat dipanggil Al-Ghazali atau Abu Hamid Al- Ghazali. Ia dipanggil Al-Ghazali karena dilahirkan dikampung Ghazlah, di Desa Ghuzala daerah Thus salah suatu kota di Khurasan, Iran, pada tahun 450 H/ 1058 M. tiga tahun setelah kaum saljuk mengambil alih kekuasaan di Baghdad Imam Al-Ghazali adalah seorang ahli sains sekaligus sebagai tokoh sufi terkemuka, sehingga digelari sebagai hujjatul-Islam. Dalam perjalanan hidupnya ia merupakan seorang pengembara ilmu, terbukti dengan karya-karyanya yang kaya akan berbagai cabang keilmuan. sebagai tokoh sufi ia dikenal sebagai seorang ulama ushul fikih dengan karyanya al-mustashfa dan ia juga dikenal sebagai tokoh filsafat dengan karyanya Tahafut al-Falasifah yang mengkritik konsep berpikir para filosof saat itu. ketika al-Ghazali memasuki usia 25 tahun, ia mulai meniti karir sebagai dosen pada Universitas Nizamiyah Naisabur, di bawah bimbingan guru besarnya, Imam al-Haramain. Dalam menghabiskan sisa umurnya, al-Ghazali mendirikan halaqah atau sejenis pondok bagi para sufi dan madrasah bagi para penuntut ilmu. Dalam perjalanan hidupnya ia merupakan seorang pengembara ilmu, terbukti dengan karya-karyanya yang kaya akan berbagai cabang keilmuan. sebagai tokoh sufi ia dikenal sebagai seorang ulama ushul fikih dengan karyanya al-mustashfa, dan ia jugadikenal sebagai tokoh filsafat dengan karyanya Tahafut al-Falasifah yang mengkritikkonsep berpikir para filosof saat itu.
Imam Al-Ghazali adalah ulama besar yang dikenal pemikirannya di bidang ilmu kalam, filsafat, dan tasawuf. Menurut Imam Al-Ghazali, cahaya kenabian mustahil didapat oleh para sufi yang terkenal dengan keganjilan dan keekstreman konsepnya. Sebagai contoh, ia mengambil ungkapan al-Hallaj yang dipandang ganjil, "Aku yang Maha besar", atau apa yang diungkapkan Abu Yazid al-Busthami, "Maha suci Aku". Mereka mengaku maha suci dan maha besar, sehingga merasa tidak perlu lagi dengan syari'at Islam. Di mata mereka, syariat hanya diperlukan dan ditujukan untuk orang- orang yang belum mencapai derajat seperti mereka (al-Hallaj dan Abu Yazid al-Busthami). Sikap seperti ini sering disebut dengan nihilisme syariat.
Sebelum akhir hayatnya, ayah al-Ghazali telah menitipkan dan mempercayakan kedua putranya itu kepada salah seorang sahabatnya, yaitu seorang sufi yang baik hati untuk mendidik mereka sampai habis harta warisan mereka. Selanjutnya kedua anak tersebut mendapatkan bimbingan berbagai cabang ilmu sampai suatu saat harta warisan dari ayah mereka habis. Sahabat ayah mereka berhasil mendidik keduanya seperti yang diinginkan ayah mereka, yaitu membekali mereka khususnya tentang dasar- dasar ilmu tasawuf.
B. Konsep Ajaran Imam Al-Ghazali
Ada 2 tahapan konsep ajaran Al Ghazali, yaitu :
- Tahap Kesadaran Tasawuf/Mistik al-Ghazali, tujuan utama dari tasawuf adalah mencapai kebahagiaan spiritual dan hubungan yang lebih dekat dengan Allah. Untuk mencapai tujuan ini, dia menekankan pentingnya untuk memperbaiki karakter dan memurnikan hati dari hasad (iri hati), dengki, dan sifat-sifat buruk lainnya.
- Tahap Pengalaman/Penemuan Tasawuf Al-Ghazali, Perbedaan al-Ghazali dengan para sufi sebelumnya adalah karena dia telah menjadikan tasawuf untuk mengenal (makrifat) Allah, dengan ciri-ciri dan batasan-batasan yang jelas. Bahkan teorinya tentang makrifat sebagai pengalaman tasawuf bisa dipandang sebagai teori yang komplementer dan komperehensif dengan pendapat-pendapat yang bercerai berai dari para sufi sebelumnya. Kecuali itu teori-teorinya dapat dipandang sebagai perkembangan yang menarik dalam sejarah pertumbuhan tasawuf sehingga merupakan kontribusinya yang besar terhadap pertumbuhan maupun perkembangan tasawuf.
Esensi tasawuf dalam konteks ilmu mu'amalah merupakan upaya menempuh jalan sufi (salik) untuk mencapai moralitas-moralitas tertentu baik lahir maupun batin dengan tujuan final, mengkondisikan jiwa/qalbu untuk mempersiapkan saat tinggal landas menuju pendakian lebih jauh memasuki dataran dalam metafisik ke hadirat Tuhan. Sebaliknya, esensi tasawuf dalam konteks ilmu mukasyafah adalah upaya pencapaian dan menemukan Realitas Mutlak (al-Haqq) yaitu suatu penghayatan "face to face" dengan Allah Swt.
C. Hasil Karya Imam Al-Ghazali
Karya kitab yang monumental adalah kitab Ihya 'ulumuddin dan kitab bidayatul Hidayah.
Kelompok filsafat dan ilmu Kalam
1. Kelompok Filsafat dan Ilmu Kalam
A. Maqashid al-Falasifah (Tujuan Para Filosof)
B. Tahafut al-Falasifah (Kekacauan Para Foilosof)
C. Al-Iqtishad fi al-I’tiqad (Moderasi Dalam Aqidah)
D. Al-Maqshad al-Asna fi Ma’ani Asma’illah al-Husna (Arti Nama-Nama Tuhan)
E. Mi’yar al-‘Ilmi (Kriteria Ilmu)
2. Kelompok Ilmu Fikih dan Ushul Fikih
A. Al-Basith (Pembahasan Yang Mendalam)
B. Al-Wasith (Perantara)
C. Al-Wajiz (Surat-Surat Wasiat)
D. Khulashah al-Mukhtashar (Inti Sari Ringkasan Karangan)
E. Al-Mankhul (Adat Kebiasaan)
3. Kelompok Ilmu Akhlak dan Tasawuf
A. Ihya ‘Ulum al-Din (Menghidupkan Kembali Ilmu- Ilmu Agama)
B. Kimya’al-Sa’adah (Kimia Kebahagiaan)
C. Misykat al-Anwar (Relung-relung Cahaya)
D. Talbis al-Iblis (Tipu Daya Iblis)
E. Nashihat al-Muluk (Nasihat untuk Raja-Raja)
4. Kelompok Ilmu Tafsir
A. Yaqut al-Ta’wil fi Tafsir al-Tanzil (Metode Ta’wildalam Menafsirkan al-Qur’an)
B. Jawahir al-Qur’an (Rahasia-Rahasia al-Qur’an)
AKHIR KATA
Terakhir semoga artikel sederhana ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian dimanapun berada dan mohon maaf apabila terdapat kesalahan didalam penulisan atau ada kalimat yang sulit untuk dipahami, agar sekiranya dapat memakluminya.
Posting Komentar untuk "SEJARAH, KONSEP AJARAN DAN HASIL KARYA DARI IMAM AL GHAZALI"