SEJARAH DAN KONSEP AJARAN SYEKH ABDUL QODIR AL JAILANI
Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh
Bagaimana kabar anda hari ini? Semoga selalu sehat-sehat saja, dan saya do’akan kepada siapa pun yang telah membaca artikel ini, supaya:
- Yang belum dapat jodoh, semoga segera dapat jodoh. Aamiin….
- Yang belum dapat pekerjaan, semoga segera mendapatkan pekerjaan. Aamiin….
- Yang sedang bekerja, mudah-mudahan rezkinya makin melimpah. Aamiin….
- Yang sedang belajar, semoga mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Aamiin….
WAHYUDIANSYAH.COM – Sejarah Dan Konsep Ajaran Syekh Abdul Qodir Al Jailani
A. Sejaraha tentang Syekh Abdul Qodir Al Jailani
Nama lengkapnya adalah Muhy al-Din Abu Muhammad Abdul Qodir ibn Abi Shalih Zango Dost al-Jaelani, lahir di Jailan atau Kailan tahun 470 H/1077 M. Beliau wafat pada hari Sabtu malam, setelah maghrib, pada tanggal 9 Rabi’ul Akhir di daerah Babul Azajwafat di Baghdad pada 561 H/1166 M. Dalam usia 8 tahun ia sudah meninggalkan Jilan menuju Baghdad pada tahun 488 H/1095 M. Karena tidak diterima belajar di Madrasah Nizhamiyah Baghdad, yang waktu itu dipimpin Ahmad al-Ghazali, yang menggantikan saudaranya Abu Hamid al-Ghazali.
Beliau meninggalkan tanah kelahiran, dan merantau ke Baghdad pada saat beliau masih muda. Di Baghdad belajar kepada beberapa orang ulama' seperti lbnu Aqil, Abul Khatthat, Abul Husein Al Farra' dan juga Abu Sa'ad Al Muharrimi. Beliau belajar sehingga mampu menguasai ilmu-ilmu ushul dan juga perbedaan-perbedaan pendapat para ulama'. Murid-murid beliau banyak yang menjadi ulama' terkenal. Seperti Al Hafidz Abdul Ghani yang menyusun kitab Umdatul Ahkam Fi Kalami Khairil Anam. Juga Syekh Qudamah penyusun kitab figh terkenal Al Mughni.
Selama 25 tahun 'Abd. al-Qadir Jaylani menghabiskan waktunya sebagai pengembara sufi di Padang Pasir Iraq dan akhirnya dikenal oleh dunia sebagai tokoh sufi besar dunia Islam. Selain itu dia memimpin madrasah dan ribath di Baghdad yang didirikan sejak 521 H sampai wafatnya di tahun 561 H. Madrasah itu tetap bertahan dengan dipimpin anaknya Abdul Wahab (552-593 H/1151-1196 M), diteruskan anaknya Abdul Salam (611 H/1214 M). Juga dipimpin anak kedua 'Abd. al-Qadir Jaylani, Abdul Razaq (528-603 H/1134- 1206 M), sampai hancurnya Baghdad pada tahun 656 H/1258 M. Syekh 'Abd. al-Qadir Jaylani juga dikenal sebagai pendiri sekaligus penyebar salah satu tarekat terbesar didunia bernama tarekat Qodiriyah.
B. Konsep Ajaran Syekh Abdul Qodir Al Jailani
konsep ajaran syekh abdul qodir al-jailani: Pemikiran sufistik al-Jailani banyak berorientasi pada masalah-masalah moral dan ketuhanan (teologis) yang bersumber pada syariat Islam (Al-Qur'an dan Al-Sunnah) baik secara zahir maupun batin. al-Jailani sangat lantang menyeru kepada pemurnian tauhid dan menganggap remeh selain Allah. Ia pun secara tegas mengkritik para pembesar kerajaan, termasuk orang-orang yang menumpuk harta dengan jalan yang ilegal, koruptor dan menuding kelemahan-kelemahannya.
Mengenai seruan tauhid, al-Jailani pada bagian pertama pada konsepsi wacananya sudah memberi wawasan, bahwa tiga hal mutlak yang harus dimiliki oleh seorang mukmin adalah menjaga perintah Allah, menghindar dari segala yang haram dan rela dengan takdir. Di antara prinsip dalam manhaj Syekh Abdul Qadir al-Jailani adalah menjelaskan akidah dengan cara menolak ilmu kalam dan tidak bersandar kepadanya, karena dia melihat bahwa ilmu kalam adalah sumber kesesatan yang menjerumuskan kaum di dalamnya.
AKHIR KATA
Terakhir semoga artikel sederhana ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian dimanapun berada dan mohon maaf apabila terdapat kesalahan didalam penulisan atau ada kalimat yang sulit untuk dipahami, agar sekiranya dapat memakluminya.
Posting Komentar untuk "SEJARAH DAN KONSEP AJARAN SYEKH ABDUL QODIR AL JAILANI"