Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

LATAR BELAKANG IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA PADA SATUAN PENDIDIKAN

Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh

LATAR BELAKANG IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA PADA SATUAN PENDIDIKAN

Bagaimana kabar anda hari ini? Semoga selalu sehat-sehat saja, dan saya do’akan kepada siapa pun yang telah membaca artikel ini, supaya:

  1. Yang belum dapat jodoh, semoga segera dapat jodoh. Aamiin….
  2. Yang belum dapat pekerjaan, semoga segera mendapatkan pekerjaan. Aamiin….
  3. Yang sedang bekerja, mudah-mudahan rezkinya makin melimpah. Aamiin….
  4. Yang sedang belajar, semoga mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Aamiin….

WAHYUDIANSYAH.COM – Latar Belakang Implementasi Kurikulum Merdeka Pada Satuan Pendidikan

Kurikulum Merdeka Belajar merupakan salah satu inovasi dalam dunia pendidikan Indonesia yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dan minat belajar siswa secara maksimal. Kurikulum ini didesain agar siswa dapat belajar sesuai dengan minat dan bakat mereka, tanpa merasa terbebani oleh tuntutan akademik yang terlalu tinggi.

Selain itu, di dalam kurikulum ini konten pembelajaran dirancang agar lebih optimal, memberikan waktu yang cukup bagi peserta didik untuk memahami konsep dan mengembangkan kompetensi. Guru juga memiliki kebebasan dalam memilih berbagai perangkat pembelajarannya sendiri, sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.

Dalam Kurikulum Merdeka Belajar ini terdapat isitilah P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) yang bertujuan untuk memperkuat pencapaian profil pelajar Pancasila yang dikembangkan dengan pendekatan berbasis tema. Projek ini tidak ditujukan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran tertentu. Dalam pelaksananaan P5 ini guru dan siswa dapat dapat membuat rencana tentang kegiatan yang akan dilakukan untuk menghasilkan suatu produk nantinya, misalnya memanfaatkan sampah plastik menjadi sebuah hiasan, membuat masakan, membuat kerajinan dan kesenian, dan sebagainya.

A. Latar belakang diimplementasikannya Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka Belajar dikembangkan sebagai respons terhadap hasil Program for International Student Assessment (PISA) yang menunjukkan bahwa 70% siswa usia 15 tahun berada di bawah tingkat kompetensi minimum dalam memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar. Skor PISA ini tidak mengalami peningkatan yang signifikan dalam 10-15 tahun terakhir. Selain itu, terdapat kesenjangan yang besar antara wilayah dan kelompok sosial-ekonomi dalam hal kualitas pembelajaran yang diperparah oleh pandemi COVID-19.

Untuk mengatasi situasi tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) melakukan penyederhanaan kurikulum dalam kondisi darurat yang disebut sebagai Kurikulum Darurat. Kurikulum ini diterapkan untuk mengatasi dampak kekurangan pembelajaran (learning loss) selama pandemi. Hasilnya, dari 31,5% sekolah yang menggunakan Kurikulum Darurat, ditemukan bahwa penggunaan kurikulum ini dapat mengurangi dampak pandemi sebesar 73% dalam bidang literasi dan 86% dalam bidang numerasi. Keberhasilan Kurikulum Darurat ini menunjukkan bahwa perubahan kurikulum yang lebih komprehensif sangat penting. Oleh karena itu, Kurikulum Merdeka Belajar dirancang sebagai kurikulum baru yang lebih komprehensif dibandingkan kurikulum sebelumnya.

Latar belakang lainnya terkait implementasi Kurikulum Merdeka Belajar, antara lain:

1) Adanya kebutuhan untuk mengembalikan hak dan kebebasan belajar pada siswa, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi individu yang lebih kreatif dan inovatif.

2) Meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan yang berbasis karakter dan kepekaan sosial, tidak hanya berfokus pada pencapaian akademik.

3) Penyederhanaan kurikulum yang dianggap terlalu padat dan membebani siswa, serta perlu adanya penekanan pada aspek kehidupan, seperti kemampuan berpikir kritis, kemampuan berkomunikasi efektif, dan kemampuan bekerja sama dalam tim.

4) Adaptasi terhadap perkembangan dunia yang semakin cepat dan perubahan kebutuhan masyarakat yang memerlukan tenaga kerja yang fleksibel, kreatif, dan inovatif.

Dengan mengikuti tahapan ini, implementasi Kurikulum Merdeka Belajar dapat memastikan pembelajaran yang lebih efektif, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.

B. Karakteristik Utama Kurikulum Merdeka

Ada beberapa karakteristik utama dari kurikulum ini yang mendukung pemulihan pembelajaran, antara lain:

1) Fokus pada materi esensial sehingga pembelajaran lebih mendalam, materi esensial tersebut meliputi literasi dan numerasi.

2) Waktu lebih banyak untuk pengembangan kompetensi dan karakter melalui belajar kelompok seputar konteks nyata (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila).

3) Capaian pembelajaran per fase dan jam pelajaran yang fleksibel mendorong pembelajaran yang menyenangkan dan relevan dengan kebutuhan pelajar dan kondisi satuan pendidikan. Dalam Kurikulum merdeka sudah tidak ada lagi yang namanya kelas, sehingga penyebutannya adalah fase. Mulai dari Fase Pondasi (PAUD/TK/RA), Fase A (Kelas 1 dan 2), Fase B (Kelas 3 dan 4), Fase C (Kelas 5 dan 6), Fase D (Kelas 7 - 9 SMP/MTs), Fase E (Kelas 10 SMA/SMK/MA), dan Fase F (Kelas 11 dan 12 SMA/SMK/MA).

4) Memberikan fleksibilitas bagi pendidik dan dukungan perangkat ajar serta materi pelatihan untuk mengembangkan kurikulum satuan pendidikan dan melaksanakan pembelajaran berkualitas.

5) Mengedepankan gotong royong dengan seluruh pihak untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka.

Adapun Karakteristik Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) pada Kurikulum Merdeka, antara lain:

1) Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia

2) Berkebhinekaan global

3) Kreatif

4) Mandiri

5) Bergotong royong

6) Bernalar kritis

AKHIR KATA

Mungkin itu saja yang dapat mimin bagikan mengenai Latar Belakang Implementasi Kurikulum Merdeka Pada Satuan Pendidikan. Yang mana ini menjadi suatu keharusan bagi satuan Pendidikan untuk memahami implementasi pada Kurikulum Merdeka (Kurmer) yang digunakan dalam hal pembelajaran di setiap fase Pendidikan. Penerapan Kurikulum Merdeka menjadi kewajiban untuk dilaksanakan saat ini sehingga tingkat kelas 3 dan 6 yang semula masih menggunakan Kurikulum 2013 (K13) maka dapat memilih untuk melaksanakan Kurikulum Merdeka di kelasnya. Dengan adanya Kurikulum yang baru ini semoga dapat meningkatkan motivasi guru untuk terus mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya dalam mengajar sesuai dengan yang tertera pada Kurikulum Merdeka.

Bagi anda yang ingin berbagi Informasi lain tentang Implementasi Kurikulum Merdeka Pada Satuan Pendidikan ini agar sekiranya dapat menuliskannya pada kolom komentar yang ada dibagian bawah artikel ini. Terakhir semoga artikel sederhana ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian dimanapun berada dan mohon maaf apabila terdapat kesalahan didalam penulisan atau ada kalimat yang sulit untuk dipahami, agar sekiranya dapat memakluminya.  

Posting Komentar untuk "LATAR BELAKANG IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA PADA SATUAN PENDIDIKAN"